Penulis: Agnes Davonar
Penerbit: Falcon Publishing
Design Cover: Sugeng
ISBN: 978-979-056-157-1
Tebal: viii + 216 hlm
Cetakan pertama, 2016
Anton dan Angel menjadi yatim piatu karena kecelakaan yang membuat orang tua mereka meninggal, sejak saat itu mereka dirawat oleh Om Rudy yang kemudian menjadikan mereka pengamen di lampu merah. Dengan iming-iming mencarikan orang tua asuh, kedua kakak beradik itu kemudian bekerja setiap hari demi mencari uang tanpa pernah sadar kalau mereka sedang dimanfaatkan oleh Om Rudy.Suatu hari, Angel mengalami sebuah kecelakaan dan mmebutuhkan biaya besar untuk rumah sakitnya. Demi menyelamatkan Angel, Anton kemudian rela dijual kepada orang tua asuh oleh Om Rudy untuk menebus biaya rumah sakit adiknya. Om Rudy melarikan diri dan membiarkan Angel yang kemudian diasuh oleh seorang diplomat untuk tinggal di Australia. Kakak dan adik itu pun terpisah tanpa tanpa pernah sempat mengucapkan perpisahan.... Hanya sebuah surat kecil untuk Tuhan yang menjadi surat terakhir mereka kepada Tuhan agar kelak dipertemukan kembali.Apakah Tuhan mendengarkan doa mereka...?Kisah inspiratif ini terilhami dari kisah nyata dan ribuan air mata telah berjatuhan membaca kisah ini....
Anton dan Angel hidup terlunta-lunta setelah
meninggalnya kedua orangtua mereka. Awalnya mereka diurus oleh bibi mereka,
tapi lama-kelamaan mereka menjadi tidak betah karena sering dipukuli paman
mereka dan akhirnya memutuskan untuk kabur ke Jakarta, tempat dari mana mereka
berasal. Namun ketika sampai di Jakarta gubuk yang selama ini mereka tempati
bersama kedua orangtua mereka telah rata dengan tanah, digusur karena sudah
dibangun di atas tanah milik pemerintah.
Mereka yang sudah tidak punya rumah lagi akhirnya
menempati kolong jalan layang. Dan dari sana mereka bertemu dengan Om Rudy,
yang menjadikan mereka pengamen dengan iming-iming orangtua asuh.
Di lampu merah tampat mereka biasa ngamen mereka
bertemu dengan Wira, bocah laki-laki yang sakit keras yang ingin menemukan apa
arti kebahagiaan untuk dirinya. Hari berikutnya mereka bertemu lagi, sampai
akhirnya mereka berteman. Apa selanjutnya yang menanti kehidupan ketiganya?
“Ada saatnya kita merasa paling tak berdaya di dunia ini karena kehidupan yang tak seperti yang kita harapkan... tapi percayalah Tuhan punya rencana indah apabila kita selalu di jalan yang indah.”
“Semua orang punya cara sendiri untuk mencari kebahagiaa, Nak. Kamu juga pasti akan bahagia kalau kamu berpikir bahagia.”
Buku Surat Kecil Untukk Tuhan ini adalah seri ke-2
setelah seri sebelumnya mengangkat cerita seorang Keke. Meskipun memiliki judul
yang sama dan tema serupa, yaitu sebuah harapan terbesar anak-anak yang
dituangkan ke dalam surat yang ingin mereka kirimkan pada Tuhan, tetapi isi
ceritanya jauh berbeda. Saya sebenarnya bingung dengan judulnya yang sama,
tetapi ketika membaca sinopsisnya isinya sangat jauh berbeda. Di sini saya baru
tahu kalau Surat Kecil Untuk Tuhan itu merupakan novel series. :D
Dan lebih dari apapun saya lebih suka Surat Kecil
Untuk Tuhan buku ke-2 ini dari pada buku sebelumnya. Dibanding buku kesatu, di
sini penulis mampu mendeskripsikan setiap hal-hal tanpa terasa kaku. Tidak
seperti buku kesatu yang menggunakan sudut pandang orang pertama yang ajaib,
sampai bisa tahu apa yang dibicarakan orang di belakangnya. Dengan sudut
pandang orang ketiga penulis bisa mendeskripsikan apa saja dengan bebas.
Setiap karakter yang dibuat penulis, jujur, menurut
saya belum begitu kuat. Tetapi tetap saja, saya menjadikan Angel sebagai
karakter favorit saya. Sifatnya yang lugu dan ceria, juga pintar membuat saya
gemas. Anton juga di sini memerankan karakter seorang kakak yang baik, meskipun
menurut saya karakternya di sini terlalu dewasa untuk ukuran anak 9 tahun.
Faktor lingkungan dan keadaan juga berpengaruh, mungkin. Dan Wira di sini
terasa kaku sekali, bagaimana ia berbicara seperti orang yang tidak nyaman.
Seharusnya penulis bisa mengeluarkan sifat anak-anaknya(?) walaupun di tengah
keadaan dirinya yang sakit keras.
Jalan ceritanya mudah sekali untuk ditebak. Meski
begitu di tengah-tengah cerita saya sempat berhenti membaca karena adegan yang
membuat saya shock. Di sini saya
sampai menangis. Saya sampai menyalahkan penulisnya yang kejam 😂😂 #lebay~
Di akhir cerita saya puas dengan cara penyelesaian
setiap masalah yang ada. Angel dewasa yang haus keadilan akhirnya bisa menuntut
Om Rudy.
Dari segi penulisan sudah lebih rapi, hanya tetap saja
typo bertebaran. Di awal-awal cerita banyak dialog Anton dan Angel yang
digabung di dalam satu paragraf. Dan yang paling sering saya temui adalah
penggunaan enter yang bisa dibilang begitu sembarangan. Di satu kalimat yang
bahkan belum bertemu titik, eh sudah dienter begitu saja.
Buku ini saya rekomendasikan untuk semua umur karena tema keluarganya yang kental jadi aman untuk dibaca anak-anak. 😁
Saya bingung harus kasih berapa bunga😶
0 komentar:
Posting Komentar