[Review] Purple Eyes - Prisca Primasari



Judul Buku: Purple Eyes
Penulis: Prisca Primasari
Penerbit: Inari
Penyunying: Cenberus404
Proofreader: Seplia
Design Cover: Chyntia Yanrtha
ISBN: 978-602-7432-20-8
Cetakan pertama, Mei 2016
Tebal: 144 hal

"Karena terkadang, tidak merasakan itu lebih baik daripada menanggung rasa sakit yang bertubi-tubi."

Ivarr Amundsen kehilangan kemampuannya untuk merasa. Orang yang sangat dia sayangi meninggal dengan cara yang keji, dan dia memilih untuk tidak merasakan apa-apa lagi, menjadi seperti sebongkah patung lilin.

Namun, saat Ivarr bertemu Solveig, perlahan dia bisa merasakan lagi percikan-percikan emosi dalam dirinya. Solveig, gadis yang tiba-tiba masuk dalam kehidupannya. Solveig, gadis yang misterius dan aneh.

Berlatar di Trondheim, Norwegia, kisah ini akan membawamu ke suatu masa yang muram dan bersalju. Namun, cinta akan selalu ada, bahkan di saat-saat tergelap sekalipun.


Kita tahu, kita bisa mati kapan saja, di mana saja, dalam keadaan apa saja. Yang pasti kita tidak tahu itu kapan.
Lyre yang tiba-tiba diangkat menjadi asisten Hades setelah kematiannya. Dan bertahun-tahun lamanya Lyre mengabdikan diri pada Hades, si dewa kematian yang bertugas di ruang transit bagi orang-orang yang sedang dalam perbatasan hidup dan mati. Sampai akhirnya mereka–Lyre dan Hades–diberi tugas untuk menyelesaikan masalah genting yang akhir-akhir ini terjadi di sebuah kota bernama Trondheim. Kasus pembunuhan berantai yang sudah memakan banyak korban. Dan Hades harus menyelesaikan masalah ini dengan cara manusia. Di bumi mereka menggunakan nama lain, Hades bernama Halstein, dan Lyre bernama Solveig.
Dan pada akhirnya Solveig bertemu dengan seorang Ivarr di sana. Seorang keluarga korban yang sudah mati rasa. Halstein mendekatkan Solveig supaya pemuda itu jatuh cinta pada asistennya mendapatkan emosinya kembali guna memperlancar rencananya di bumi. Namun ternyata bukan hanya Ivarr yang jatuh cinta kepada Solveig, Solveig pun ternyata mempunyai perasaan yang sama.

“Orang menangis karena kehilangan wajar,” ucap Halstein lagi. “Yang tidak wajar adalah kalau dia tidak menangis. Lebih tidak wajar lagi kalau tidak merasa sedih.”

“Saya mengerti,” bisik Solveig. “Tapi sering kali, lebih baik merasa sakit, daripada tidak bisa merasa sama sekali....”

Membenci itu sangat melelahkan, bahkan lebih menguras emosi daripada merasa sedih.

Saya sebenarnya telat banget baca Purple Eyes. Diawali karena pesanan buku saya yang lain belum terkumpul, karena terlalu lama akhirnya saya batalkan dan yang terkirim hanya dua buah, salah satunya Purple Eyes. Tapi untung saja ada tanda tangan Kak Prisca, hehe....
Purple Eyes, cerita fantasy, romance, thriller yang dicampur adukkan sehingga menjadi perpaduan yang sempurna. Setiap karakter yang dibuat kak Prisca serasa begitu hidup.
Saya sering melihat sosok yang merupakan gambaran Hades di anime-anime, dan di sini kak Prisca membuatnya menjadi sesosok dewa yang rupawan sekaligus mengerikan. Namun tetap memesona. Dan saya jatuh cinta pada Hades! XD
Lyre atau Solveig. Di sini Lyre digambarkan sebagai aisisten yang sangat patuh pada tuannya. Saya suka cara dia mengubah sedikit demi sedikit sikap Ivarr, rasanya begitu manis. Bagaimana petualangan-petualangan yang dia buat. Bagaimana hubungannya dengan Ivarr. Saya selalu senyum jika menemukan adegan romantis antara keduanya. :D
Ivarr. Saya bisa merasakan bagaimana rasa kehilangan itu. Dan saya mengerti bagaimana rasa sakit yang diderita Ivarr sehingga dia lebih memilih untuk tidak merasa apa pun.

Chemistry antara Lyre dan Ivarr di sini benar-benar membuat saya geregetan. Biasanya saya menemukan romance seperti ini dari buku-buku terjemahan. Tapi di sini penulis bisa menuliskannya secara lugas tanpa ada kesan berlebihan. Dan tentu saja saya sangat menyukai adengan romance yang disuguhkan. Saya jatuh cinta lagi pada tulisan kak Prisca!

Untuk masalah typo, saya tidak terlalu menilik setiap kata karena terlalu mendalami isi cerita. Tetapi sejauh ini saya rasa tidak ada typo yang terselip di dalam cerita.
Purple Eyes merupakan buku yang dibaca dalam beberapa menit sudah selesai namun tidak mengurangi efek yang dirasakan ketika membaca. Penggeman fantasy, romance, thriller wajib baca buku ini!

0 komentar:

Posting Komentar

 
Fabella Story © 2016 | Blog Design by Ipietoon